Kamis, 04 Agustus 2016

Seri EPI 2014: Syarat & Ketentuan

Dalam beberapa seri tulisan, penulis akan menguraikan beberapa butir pedoman etika periklanan yang mengacu pada pada Kitab EPI versi 2014 (bisa diunduh di sini).

Salah satu panduan dalam kitab EPI yang ditambahkan (artinya belum terdapat pada kitab EPI versi 2005-2007) adalah panduan terkait pernyataan syarat dan ketentuan. Selengkapnya dalam kitab EPI 2014 tercantum sebagai berikut:

1.25 Syarat dan Ketentuan
1.25.1  Pencantuman pernyataan “syarat dan ketentuan berlaku”dalam iklan harus diikuti dengan keterangan yang menjelaskan di mana dan bagaimana khalayak dapat memenuhi persyaratan dan ketentuan tersebut.
1.25.2  Pernyataan “syarat dan ketentuan berlaku” harus mudah terbaca oleh khalayak.
Dalam pandangan penulis, panduan di atas ditambahkan karena mungkin para anggota tim perumus kitab EPI 2014 menilai bahwa pernyataan "syarat dan ketentuan berlaku" terkesan tidak sepenuhnya mencerminkan asas (dasar falsafah) dari etika periklanan yang berlaku global, yaitu bahwa iklan harus jujur, benar dan bertanggung-jawab.

Pernyataan tersebut sering muncul dalam berbagai iklan di Indonesia. Pernyataan ini digunakan oleh pengiklan untuk "melindungi" dirinya dari keluhan konsumen bila sesuatu terjadi. Hal ini sangat wajar. Tetapi, ada kemungkinan penggunaan pernyataan tersebut disalahgunakan, misalnya:

  1. Syarat dan ketentuan tersebut ternyata tidak konsisten (artinya di satu tempat/waktu dan tempat/waktu lainnya berbeda).
  2. Pernyataan tersebut sekedar untuk menggantikan pernyataan lain, seperti "persediaan terbatas" (yang dalam kitab EPI dinyatakan sebagai pernyataan yang tidak boleh digunakan dalam iklan)
  3. Pernyataan tersebut ditampilkan (biaanya dalam iklan TV) dengan tulisan yang sangat kecil sehingga tidak dapat terbaca oleh pemirsa.
Tanpa mencantumkan rincian dari syarat dan ketentuan tersebut (biasanya karena alasan estetika iklan, uraian yang terlalu panjang, dan lainnya), konsumen beresiko baru mengetahui syarat dan ketentuannya pada saat ia harus membayar atau menutup transaksi tersebut.
 

Mari kita lihat contoh iklan di bawah ini sebagai bahan untuk mengulas lebih lanjut penggunaan pernyataan tersebut.
 
Iklan Matahari Dept. Store di Kompas 24 Mei 2015
Pernyataan "*** Syarat dan ketentuan berlaku" pada iklan Matahari Department Store di atas digunakan untuk menjelaskan tanda *** setelah pernyataan "Beli 2 Gratis 1".

Mengacu pada kitab EPI butir 1.25.1., seharusnya dalam iklan ini langsung dicantumkan "dimana dan bagaimana khalayak dapat memenuhi persyaratan dan ketentuan tersebut". Hal ini akan membuat konsumen menjadi lebih terlindungi dan dengan demikian meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap iklan tersebut.

Caranya sebenarnya mudah sekali. Beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk melengkapi pernyataan tersebut, misalnya:

  • Untuk syarat dan ketentuan, hubungi layanan pelanggan kami di 1234567890
  • Untuk syarat dan ketentuan, silakan lihat di www.abcdefg.com
  • Untuk syarat dan ketentuan, silakan temui Manajer Toko atau Staf Layanan Pelanggan di toko kami
  • Untuk syarat dan ketentuan, silakan baca di poster yang terdapat di rak yang menjual produk kami
Mungkin ada cara-cara lain yang bisa dilakukan juga yang pada intinya membuat konsumen jauh lebih nyaman dalam mengambil keputusan apakah ia akan melakukan transaksi atau tidak SEBELUM konsumen datang ke tempat ia akan bertransaksi tersebut. Hal ini tentunya akan menghilangkan kemungkinan konsumen berpikir bahwa ia akan "dijebak" oleh suatu penawaran.

Penulis juga ingin mengingatkan para pengiklan dan insan periklanan lainnya agar pencantuman pernyataan tersebut (khususnya di media televisi) harus dengan mempertimbangkan kemudahan pemirsa membacanya dengan baik. Artinya ukuran huruf yang digunakan dan durasi penanyangan pernyataan tersebut memadai untuk konsumen membacanya dengan jelas dan tuntas. Sebagai pedoman sederhana, penulis menyarankan agar tulisan tersebut dapat dibaca dengan mudah di layar televisi berukuran 21 inchi pada jarak 1.5 meter.


Salam Pariwara Indonesia yang ber-Etika!


[Tulisan ini merupakan pendapat PRIBADI penulis dan tidak mewakili badan ataupun organisasi manapun juga]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar