Sebagai suatu panduan etika, maka kita memang harus lebih fokus pada pendidikan dan sosialisasinya, bukan pada pemberian sanksi/hukuman. Pedoman etika ini disusun dengan dasar bahwa masyarakat periklanan di Indonesia dapat bersikap mandiri dan dewasa dalam berkarya.
Dalam kumpulan tulisan ini, penulis berusaha menjabarkan isi dari kitab Etika Pariwara Indonesia edisi 2014 dengan memberikan ulasan, latar-belakang, dan contoh-contoh kasus. Penyebutan suatu merek tertentu atau pencantuman suatu iklan tertentu tidaklah dimaksudkan untuk menjelekkan merek/produk ataupun produsen tertentu secara keseluruhan. Pencantuman merek dan/atau iklan tersebut lebih didasari keinginan untuk memberikan kasus-kasus nyata yang diharapkan mempermudah sidang pembaca untuk memahami pedoman tersebut. Sebagian besar contoh-contoh kasus tersebut penulis kutip dari laporan Badan Pengawas Periklanan (BPP) P3I; di mana atas kasus-kasus tersebut BPP P3I telah mengeluarkan surat teguran.
Kumpulan tulisan ini juga akan sangat bermanfaat bagi masyarakat lainnya yang bukan praktisi periklanan. Dengan memahami Etika Pariwara Indonesia, mereka otomatis juga sedang belajar menjadi konsumen yang cerdas dalam memahami suatu pesan iklan sebelum mereka membeli suatu produk/jasa.
Seluruh isi kumpulan tulisan ini ditulis oleh penulis dalam kapasitasnya sebagai pribadi; tidak mewakili institusi/organisasi manapun juga. Tentunya, dalam tulisan-tulisan tersebut tidak dapat dihindari pengalaman-pengalaman penulis terlibat dalam penegakkan Etika Pariwara Indonesia akan tercermin di dalamnya.
Semoga kumpulan tulisan ini dapat makin mengangkat harkat industri periklanan di mata masyarakat luas, karena dengan semakin banyaknya iklan yang beretika, masyarakat diharapkan juga dapat semakin mencintai iklan.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi beberapa tokoh periklanan Indonesia yang telah (baik langsung ataupun tidak langsung) menjadi guru dan "rekan seperjalanan" penulis dalam menegakkan Etika Pariwara Indonesia:
- Baty Subakti
- RTS Masli
- Hery Margono
- Aryanto Zainal
- Judy Uway
- Niniek Sutari
- Tati Gobel
- Jeanny Hardono
- Daniel Rembeth
- Iriana Muadz
- Ismet Fahmi
- Niken Hapsari
- Susilo Dwihatmanto
- Caecilia Noviari
- Budi Santoso
- Ernita Ariestanty
- Handoko Hendroyono
- Shanti Persada
- Iwan Esjepe
- Ari Dina Krestiawan
- Bambang Sumaryanto
- Musa Chandra
- Budi Satriyo
- Edi Taslim
- Fachry Mohamad
- Irfan Ramli
- Sancoyo Antarikso
- Nuke Mayasaphira
dan rekan-rekan lainnya yang belum tercantum di sini karena keterbatasan ingatan penulis :)
Salam Pariwara Indonesia ber-Etika!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar